Besan
Seandainya saja Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Amien
Rais menjalani hidup sesuai adat istiada Batak, maka pertarungan meraih kursi
ketua umum Partai Amanat Nasional makin menarik.Bagaimana tidak, calon ketua
umum partai itu adalah besan SBY dan Amien Rais.
CAlon pertama adalah Hatta Rajasa. Putrinya yang bernama
Siti Rubi Aliya Rajasa menikah dengan Edhie Baskoro Yudhoyono (putra SBY) pada
November 2011 silam. Sedangkan calon kedua adalah Zulkifli Hasan. Anaknya yang
bernama Futri Zulya Safitri dinikahi Mumtaz Rais (putra Amien Rais) pada 8
Oktober 2011 lalu.
Itulah sebab saya katakan tadi, jika SBY dan Amien Rais
memakai ada Batak dalam hidupnya, maka keduanya pasti tidak bisa macam-macam
dengan Hatta dan Zulkifli. Kedua calon ketua umum ini adalah pihak pemberi
istri bagi SBY dan Amien. Dalam Batak, posisi itu sangat penting kan?
Istilahnya, bride giver. Dalam suku
Batak disebut hula-hula. Posisi ini
secara gamblang bisa diartikan sebagai 'Tuhan yang tampak' bagi pihak penerima
istri. Siapa penerima istri alias anak
boru bagi Hatta dan Zulkifli? Ya, siapa lagi kalau bukan SBY dan Amien.
Dalam konsep dalihan
na tolu, posisi SBY dan Amien berada 'dibawah' kedua calon ketua umum tadi.
Secara kasar dicontohkan, jika ada pesta di rumah Hatta dan Zulkifli, maka SBY
dan Amien yang akan menjadi tukang cuci piringnya.
Maka, dalam keramaian pemilihan ketua umum PAN,
pertarungan para anak boru itu akan semakin menarik bukan? Siapa yang tak kenal
SBY, mantan presiden yang tentunya masih memiliki kuasa. Siapa yang tak kenal
Amien Rais, mantan ketua MPR dan juga mantan ketua umum PAN dua periode yang
juga tentunya punya kuasa. Pertarungan keduanya dalam menjagokan para hula-hula mereka akan menjadi tontonan
yang menarik; berbagai intrik bisa saja tercipta. Apapun caranya, SBY tak akan
mau Hatta kalah bukan? Apapun caranya juga, Amien pasti tak mau Zulkifli kalah
kan?
Hatta dan Zulkifli pun tak harus terlalu repot. Bak buat
pesta, kan sudah ada SBY dan Amien yang ‘cuci piring’. Hehehehe, menyenangkan
untuk ditunggu.
Melepas kekuatan para besan, Hatta dan Zulkifli pun
sejatinya tokoh yang patut diperhitungkan. Hatta yang mantan calon wakil
presiden sekaligus mantan menteri coordinator era SBY adalah calon incumbent.
Sedangkan Zulkifli, persis dengan besannya, dia kini menjabat sebagai ketua
MPR. Maka tak berlebihan jika aksi dukung mendukung dua tokoh ini tak sekadar
gara-gara kekuatan besan mereka. Keduanya sangat layak untuk memimpin PAN.
Tapi sekali lagi saya katakan, seandainya SBY dan Amien
memakai konsep dalihan na tolu dalam
kehidupannya, tent pertarungan itu akan semakin menarik. Sayang, keduanya bukan
Batak dan SBY bukan pula PAN. (*)
sumut pos 28 februari 2015
0 komentar:
Posting Komentar