Lantun ini yang berisikan tentang pandangan hidup seseorang

Kamis, 26 Februari 2015

12 Januari 2015



Ini Budi


Masih ingat dengan pelajaran membaca ketika sekolah dasar? Ya, apalagi kalau bukan soal kalimat: ini Budi, ini ibu Budi, dan seterusnya. Pelajaran yang gampang bukan? Tentunya bagi mereka yang cepat menangkap huruf.
Tapi tunggu dulu, kawannya kawan saya yang berada di Labuhanbatu sana, punya masalah soal kalimat tadi. Bukan karena dia lambat menangkap huruf, tapi karena dia bernama Budi.
Itulah sebab, ketika disuruh membaca oleh guru, dia malah jadi bahan tertawaan. Bagaimana tidak, lantang dia membaca 'ini Budi' dengan kalimat 'ini saya', hehehehe.
Apakah dia salah? Jika dilihat dari barisan huruf, tentunya dia keliru. Tapi, coba pikirkan sisi lainnya. Ya, dia tidak salah ketika dia menyebut Budi sebagai 'saya' bukan? Kan namanya memang Budi.
Nah, soal Budi ini belakangan kembali marak. Tentunya bukan Budi kawannya kawan saya tadi. Ini Budi Gunawan, calon tunggal Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi itu. Saya melihat banyak juga yang bisa salah baca soal Budi ini. Apalagi ketika dihubungkan dengan politik balas budi yang marak didengungkan lawan politik Jokowi dan Partai Demokrasi Indonesia Perubahan (PDIP) .Gabungan kata 'balas budi' tadi kan bisa bermakna 'balas Budi'. Ayolah, marak dikabarkan kalau Budi Gunawan punya andil besar terhadap kemenangan Jokowi sebagai presiden dan PDIP sebagai pemenang Pemilu. Jadi, apalah arti jabatan Kapolri untuk seorang Budi setelah 'jatah' menteri gagal diberikan untuknya.
Jokowi bahkan sampai dianggap tak konsisten karena tak melibatkan PPATK dan KPK dalam memilih pejabat negara layaknya yang dia lakukan saat menyeleksi menteri. Pasalnya, si Budi ini namanya marak dihubungkan dengan dugaan kepemilikan rekening gendut.
Mengetahui pemilihan Budi menuai polemik, sang wakil, Jusuf Kalla (JK) langsung turun tangan. Dia langsung bela Budi. Apakah ini juga balas budi? Entahlah, yang jelas, JK meminta semua orang menggunakan asas praduga tak bersalah. Pun, dia menyiratkan, apakah menjadi pejabat itu tak boleh kaya? “Mengharapkan semua pejabat miskin baru dibilang pejabat yang baik, tidak bisa juga kan?”
Terus dia bilang lagi, “Jangan hanya dihubungkan gajinya. Mungkin saja dia tabungan sejak dulu, bisa saja anaknya dagang, bisa saja dia beli tanah.”  Tentu kalimat ini menyoal uang Budi yang berada di rekening sebanyak 24 miliar rupiah.
Hm, saya jadi berpikir, ketika ‘keburukan’ Budi begitu diekspos kenapa masih banyak yang membelanya? Siapa yang salah membaca Budi ini? Apakah ini bisa dikatakan mirip dengan ‘ini Budi’ yang dibaca oleh Budi, temannya teman saya tadi? Kita tunggu sajalah. (*)


 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates