Lantun ini yang berisikan tentang pandangan hidup seseorang

Kamis, 26 Februari 2015

13 JAnuari 2015



Malu Sama Kucing


Jadi anak manis gak boleh menangis//malu sama kucing meong meong meong.
Ini lirik lagu Romaria. Pernah dengar atau lihat video klipnya? Ya, dia penyanyi cilik berambut keriting yang menggemaskan.
Tapi, apa hubungannya dengan ditetapkannya Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK? Seharusnya tidak ada. Romaria bukan siapa-siapanya Budi Gunawan. Pun dia tidak ada hubungannya dengan rekening gendut maupun KPK dan Presiden Jokowi. Saya hanya tertarik dengan kata 'kucing'.
Ya, kucing adalah binatang yang sangat protektif pada wilayahnya. Ketika memasuki sebuah wilayah, dia akan kencingi wilayah itu. Kencing itu adalah batas teritorialnya. Jadi, ketika ada kucing lain yang masuk, maka dia siap bertarung. Ujung-ujungnya heboh karena ketika kucing berkelahi polusi suara begitu dahsyat. Tidak itu saja, perkelahian itu juga sangat sulit dilerai. Itulah sebab ada kata bijak keluar: jangan ganggu kucing berkelahi. Salahsatu cara efektif cara untuk menghentikan kucing berkelahi hanya dengan menyiramkan air. Fiuh.
Sifat dan sikap kucing ini yang bisa saya anggap ada hubungannya dengan status tersangka Budi Gunawan. Pertama, sebagai lembaga yang sangat dipandang terkait kasus korupsi, KPK merasa teritorialnya terganggu karena Budi dipilih sebagai calon tunggal kapolri oleh presiden tanpa melibatkan mereka. Artinya, batas yang telah dikencingi KPK telah dilanggar presiden. Kedua – ini kemungkinan bisa terjadi – sebagai pemimpin tertitnggi di negeri ini presiden merasa dipermalukan dan teritorialnya diganggu karena KPK menetapkan tersangka setelah dirinya memilih Budi sebagai calon tunggal kapolri. Dan ketiga, KPK dan presiden secara langsung menunjukkan kepada masyarakat sebuah perseteruan layaknya perkelahian dua kucing.
Nah, dengan pikiran itu, saya berpikir, mungkinkah ini hanya soal KPK dan presiden? Prof DR HM Arif Nasution MA mengungkap kata lain yakni toke. Kata ini bisa diartikan sebagai majikan. Pertanyaannya, siapa toke yang bermain di kasus ini? Adakah toke yang menyetir KPK? Atau, adakah toke yang mengatur presiden? Pertanyaan-pertanyaan ini makin ramai diotak seperti raungan kucing kampung yang berkelahi di atap rumah. Tampaknya harus ada orang yang menyiramkan air agar perkelahian itu berhenti. Tapi siapa, DPR? Entahlah.
Idealnya, KPK dan presiden sejalan. Koordinasi harusnya menjadi kata kunci. Jangan terlalu sibuk menjaga territorial. Keduanya merupakan harapan warga Indonesia untuk kemajuan bukan? Kalau keduanya berkelahi gara-gara kasus Budi Gunawan ini kan malu sama kucing meong meong meong. He he he. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates