Malu Sama Kucing
Jadi anak manis gak
boleh menangis//malu sama kucing meong meong meong.
Ini lirik lagu Romaria. Pernah dengar atau lihat video
klipnya? Ya, dia penyanyi cilik berambut keriting yang menggemaskan.
Tapi, apa hubungannya dengan ditetapkannya Budi Gunawan
sebagai tersangka oleh KPK? Seharusnya tidak ada. Romaria bukan siapa-siapanya
Budi Gunawan. Pun dia tidak ada hubungannya dengan rekening gendut maupun KPK
dan Presiden Jokowi. Saya hanya tertarik dengan kata 'kucing'.
Ya, kucing adalah binatang yang sangat protektif pada
wilayahnya. Ketika memasuki sebuah wilayah, dia akan kencingi wilayah itu.
Kencing itu adalah batas teritorialnya. Jadi, ketika ada kucing lain yang
masuk, maka dia siap bertarung. Ujung-ujungnya heboh karena ketika kucing
berkelahi polusi suara begitu dahsyat. Tidak itu saja, perkelahian itu juga
sangat sulit dilerai. Itulah sebab ada kata bijak keluar: jangan ganggu kucing
berkelahi. Salahsatu cara efektif cara untuk menghentikan kucing berkelahi
hanya dengan menyiramkan air. Fiuh.
Sifat dan sikap kucing ini yang bisa saya anggap ada
hubungannya dengan status tersangka Budi Gunawan. Pertama, sebagai lembaga yang
sangat dipandang terkait kasus korupsi, KPK merasa teritorialnya terganggu
karena Budi dipilih sebagai calon tunggal kapolri oleh presiden tanpa
melibatkan mereka. Artinya, batas yang telah dikencingi KPK telah dilanggar
presiden. Kedua – ini kemungkinan bisa terjadi – sebagai pemimpin tertitnggi di
negeri ini presiden merasa dipermalukan dan teritorialnya diganggu karena KPK
menetapkan tersangka setelah dirinya memilih Budi sebagai calon tunggal kapolri.
Dan ketiga, KPK dan presiden secara langsung menunjukkan kepada masyarakat
sebuah perseteruan layaknya perkelahian dua kucing.
Nah, dengan pikiran itu, saya berpikir, mungkinkah ini
hanya soal KPK dan presiden? Prof DR HM Arif Nasution MA mengungkap kata lain
yakni toke. Kata ini bisa diartikan sebagai majikan. Pertanyaannya, siapa toke
yang bermain di kasus ini? Adakah toke yang menyetir KPK? Atau, adakah toke
yang mengatur presiden? Pertanyaan-pertanyaan ini makin ramai diotak seperti
raungan kucing kampung yang berkelahi di atap rumah. Tampaknya harus ada orang
yang menyiramkan air agar perkelahian itu berhenti. Tapi siapa, DPR? Entahlah.
Idealnya, KPK dan presiden sejalan. Koordinasi harusnya
menjadi kata kunci. Jangan terlalu sibuk menjaga territorial. Keduanya
merupakan harapan warga Indonesia untuk kemajuan bukan? Kalau keduanya
berkelahi gara-gara kasus Budi Gunawan ini kan malu sama kucing meong meong meong. He he he. (*)
0 komentar:
Posting Komentar