Lantun ini yang berisikan tentang pandangan hidup seseorang

Kamis, 26 Februari 2015

9 Februari 2015



Ilmu Selamat


Orang pintar cari subsidi, kata Iwan Fals. Disambungnya lagi, anak kami kurang gizi. Ya, itu lirik lagunya yang berjudul Galang Rambu Anarki. Lalu, Benyamin S pun berkata: Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk. Nah, yang ini judulnya Kompor Meledug.
Sengaja saya kutip dua lagu dari dua penyanyi legendaris Indonesia itu. Bukan sekadar ngefans, namun pesan yang mereka sampaikan dalam lirik itu cukup nyata. Contohnya soal subsidi, hm, siapa yang tidak mengambil subsidi dari gonjang-ganjing Indonesia ini? Buktinya, kasus korupsi seakan tiada henti. Itulah sebab, siapa yang pintar cari subsidi, dialah yang selamat. Masalah nanti ketangkap KPK karena ketahuan korupsi, itu kan urusan lain. Toh, KPK sekarang sedang di ujung tanduk; banyak gerakan yang membuat komisi itu melemah.
Tapi, anak kami kurang gizi. Kalau yang ini karena ilmu selamatnya kurang ampuh. Tidak pandai cari subsidi. Maka, tahankanlah ketika susu anak pun terpaksa diganti kelasnya; dari yang berharga lumayan ke kelas lumayan ada susu.
Kalau Benyamin S, saya kutip soal banjir. Bayangkan saja, lagu itu dibuat tahun berapa. Sang legenda telah memprediksi soal banjir Jakarta. Nah, bagi mereka yang pintar ilmu selamatnya, tentu sudah mendapat solusi. Contohnya, mereka membuat rumahnya tiga lantai. Lantai satu dan dua dibiarkan untuk menampung air banjir, sedangkan lantai atas mereka siapkan untuk huni. Misalnya kawan saya yang berada di Kalibata. Ketika ke sana saya agak terkejut melihat rumahnya. Dia tinggal di Gang Kelinci. Tapi bukan itu masalahnya, rumah itu tiga lantai dan fungsinya seperti yang saya tulis tadi. Keluarga kawan saya itu memang kurang beruntung karena tidak bisa punya apartemen yang ketinggiannya mengimbangi Monas. Tapi setidaknya dia punya ilmu selamat juga.
Orang-orang lain, yang mungkin punya kesejahteraan lebih, selain ke apartemen, banyak juga yang pindah ke daerah lain. Ya, tidak jauh-jauh. Masih masuk dalam wilayah Jabodetabek lah. Beberapa dari mereka, banyak yang memilih ke Bogor. Ayolah, bukan rahasia lagi kalau Bogor dijadikan kambing hitam untuk banjir Jakarta bukan? Pasalnya, Bogor memiliki tanah yang lebih tinggi dari Jakarta hingga air di Bogor tumpah ke ibu kota. Orang-orang yang punya ilmu selamat langsung memilih ke hulu bukan?
Sayangnya, Presiden Jokowi pakai ilmu selamat itu juga. Kurang kreatif. Nanggung. Hanya karena Istana Merdeka terkepung banjir, eh, dia malah mau eksodus ke Bogor. Kantornya dipindahkan ke Istana Bogor. Apakah dia tidak takut kalau di Bogor angin ngamuk seperti dibilang Benyamin S? Kita tunggu sajalah. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates