Cari Kawan
Beberapa tahun lalu terjadi perkelahian antarkampung.
asalahnya sederhana, seorang warga kampung A dipukuli beberapa warga kampung B.
Ya, semacam aksi balas dendamlah.
Ada yang menarik ketika warga kampung A dipukuli. Dia
tidak melawan meski mukanya lembam.Dia hanya berucap pelan saat dilepaskan dan
ditanyai soal kemungkinan balas dendam. "Aku tidak, tapi aku gak bisa
jamin kawan-kawanku," begitu katanya.
Dia berkata dengan nada yang lembut. Tidak pongah atau
anggar. Tapi, kalau dicermati, kalimat itu seperti ancaman. Masalahnya, warga
kampung B malah tertawa dan menganggap hal itu biasa. Mereka baru sadar setelah
beberap jam kemudian, mereka diserang. Tawuran besar pun terjadi.
Nah, inilah yang saya maksud dengan pentingnya kawan.
Itulah sebab, dalam beberapa hal, orang memang sibuk mencari kawan yang bisa
diandalkan. Segala lini kehidupan selalu melibatkan kawan yang andal. Istilah
Medannya: deking.
Pertemuan makan siang atau kongkow-kongkow (istilah
kerennya) Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan pimpinhan TNI bisakah disebut
salahsatu cara untuk mencari kawan? Ayolah, bukan rahasia lagi kalau Jokowi
mulai ditinggalkan atau meninggalkan dekingnya yakni PDIP dan Koalisi Indonesia
Hebat. Pun, Polri.
Maka sang mantan wali kota Solo itu mulai mengajak mantan
Presiden BJ Habibie, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hingga mantan
saingannya Capres Prabowo Subianto.
Pertemuan Jokowi dengan tokoh-tokoh tersebut seakan memberikan sinyal
pada PDIP dan Koalisi Indonesia Hebat bahwa dia juga punya kawan yang lain. Pun
untuk Polri, Jokowi menggandeng TNI.
Masih banyak teori, dugaan, hingga tuduhan dengan segala manuver
Jokowi terkini. Dan semua itu masih bisa diperdebatkan. Setidaknya, segala
pertemuan itu cukup diwakili dengan kata ‘silaturahim’. Masalahnya, kapan
terakhir Jokowi melakukan silatuhrahim dengan Megawati Soekarnoputri yang
merupakan mantan presiden dan Ketua Umum PDIP? Soal inilah yang kemudian
‘digarap’ oleh kalangan tertentu dengan teori konspirasi sederhana sebagai
sebuah gerakan Jokowi dalam usaha mencari kawan alias deking. Untuk apa? Ya,
untuk mengantisipasi ‘perceraiannya’ dengan PDIP dan Koalisi Indonesia Hebat.
Apakah pemikiran ini bisa dipertanggungjawabkan? Untuk
menjawabnya, saya kutip soal tawuran tadi ya: Aku tidak, tapi aku gak bisa
jamin kawan-kawanku. Heheheh…. (*)
0 komentar:
Posting Komentar