Politik Cinta
Beri setengah saja
cintamu//Tak lebih dan tak kurang padanya//Belum pasti antara kau dan dia//Akan
abadi selamanya//Beri setengah saja...
Hm, pecinta lagu jadul tentunya tak asing dengan lirik
lagu yang berjudul Beri Setengah Saja
ini. Ya, lagu yang dipopulerkan Utha Likumahua. Tapi, jangan dulu goyangkan
kaki atau usung lamunan hingga bintang ke tujuh. Ini soal politik.
Lirik lagu itu memang sengaja saya kutip untuk mewakili
dunia politik yang sama sekali tidak mengenal kata ‘total’. Istilahnya, tak ada
yang abadi di politik. Hari ini kawan, besok jadi lawan. Maka, ketika ada tokoh
politik yang kecewa dengan tokoh lainnya karena perbedaan sikap, lucu juga
bukan? Untuk cinta saja, seperti pesan UthaLikumahua, jangan toal-total; beri setengah saja cintamu.
Namun, apa yang diperlihatkan Effendi Simbolon kepada
Joko Widodo atawa Presiden Jokowi kok
kayak kisah cinta insan mabuk kepayang hingga bunuh diri ketika pasangannya
berpaling. Ini tampaknya seperti kecewa berat, sampai-sampai Effendi menyebut
sang presiden telah kehilangan ideologi. Gawat kan? Padahal, sebelumnya, Jokowi
dia usung ke mana-mana sebagai tokoh yang prorakyat, seperjuangan dengannya dan
partainya. Kesan patah hati dalam kalimat Effendi cukup ketara. Dan, dalam
politik hal itu tampaknya agak tabu.
Tapi (sisi otak saya yang lain berkata), Effendi tetaplah
Effendi. Simbolon satu ini kadang cukup cerdik juga dalam mencuri fokus.
Contohnya, ketika dia maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara tempo hari.
Perhatikanlah, sebelum dia ‘menyerang’ menteri BUMN, adakah yang tahu atau
akrab dengan namanya. Siapa dia di Sumut? Ketua perhimpunan Simbolon? Cukupkah?
Dan, dia menjadi anggota DPR kan bukan dari Sumut? Nah, promosi dengan pikiran
terbalik (biasanya pencitraan dengan yang baik bukan?) yang dilakukannya
ternyata cukup berhasil. Setidaknya dia meraih peringkat dua.
Nah, kini dia menyerang presiden, adakah agenda
terselubung dari seorang Effendi. Ayolah, sebentar lagi musim Pilkada.
Wah kalau begitu, teringat pesan Utha tadi, bagi yang
setuju dengan serangan Effendi terhadap Jokowi tampaknya harus beri setengah saja kepercayaan itu.
Kalau tidak, bisa gawat; cinta saja pakai politik (seperti lirik lagu tadi),
masak berpolitik pakai cinta. Hehehehe. (*)
0 komentar:
Posting Komentar